Kiat Koperasi Tetap Sehat dan Kuat di Masa Pandemi

Hampir dua tahun usaha Koperasi mengalami tantangan yang cukup besar karena pandemi covid-19 yang melanda negeri ini.  Kebijakan PPKM, WFH, pembatasan perjalanan dinas, rapat kerja secara daring, hingga efisiensi anggaran turut mempersulit pendapatan semua unit usaha koperasi. Tidak sedikit unit usaha Koperasai yang terpaksa berhenti beroperasi, karena biaya operasional yang tidak dapat dipenuhi. 

Unit simpan pinjam misalnya, selama dua tahun terus mengalami penurunan baik jumlah peminjam maupun jumlah pinjaman. Para anggota akan berpikir dua kali untuk melakukan pinjaman di masa sulit ini, karena hanya gaji bulanan dan tunjangan kinerja penghasilan yang pasti didapatkan, apabila dipotong untuk angsuran, dari mana lagi mencari sumber kehidupan keluarga,  sedangkan pendapatan lain belum pasti didapatkan. Kredit macet dan tunggakan serta penundaan angsuran pun tak terelakan, sebagai bagian masalah yang harus dihadapi. Belum lagi persaingan usaha dengan pihak perbankan, turus menggerus minat peminjam karena tawaran jasa yang lebih menggiurkan dan tawaran menarik yang terus dipromosikan.

Unit usaha toko, khususnya yang membuka usaha di perkantoran juga mengalami penurunan omset yang sangat signifikan. Para konsumen pelanggan toko yang mayoritas pegawai, lenyap seketika tatkala mereka harus bekerja dari rumah (WFH), walau ada kebijakan bekerja dari kantor (WFO) secara terbatas namun tidak banyak membantu karena hanya sebagian kecil saja yang masuk kantor.  Begitu juga usaha fotokopi, nyaris tumbang, karena kebijakan rapat kerja, seminar, bimtek, dan sejenisnya secara tatap muka (luring) dibatasi, dan beralih secara daring. Tidak ada lagi materi yang perlu digandakan dan dibagikan kepada peserta secara hardcopy, semua dibagikan dalam bentuk softcopy. 

Usaha jasa lainnya, seperti penjualan tiket pesawat juga sulit bergerak, karena pembatasan perjalanan dinas, kebijakan pemerintah daerah yang membatasi kedatangan orang dari daerah luar daerah, pembatasan kegiatan di hotel dengan skala besar, dan kewajiban penumpang harus test PCR, serta penutupan berbagai tempat wisata di Indonesia.  Pemesanan tiket baru mulai bergerak setelah adanya kebijakan pemerintah PPKM level 1, dan kelonggaran untuk mengejar realisasi anggaran kementerian pada triwulan keempat tahun ini. 

Inovasi dan Kreasi usaha Koperasi 
Namun percayalah, “dibalik musibah tentu ada hikmah”, itulah semangat kami dalam menjalankan unit usaha Koperasi. Pandemi covid-19 juga telah memaksa kita untuk move on, dari sekadar menjalankan usaha yang rutinitas dan itu-itu saja, harus beralih berkreasi dan berinovasi, mencari peluang baru serta mitra untuk jaling kolaborasi. Mulai dari simpanan logam mulia sebagai bentuk investasi, bulan discount dan promosi, kolaborasi dengan UMKM dalam memasarkan hasil produksi, kerja sama dengan penyedia minuman kopi, penyediaan paket kesehatan untuk pegawai, penjualan paket sembako bebas ongkir, tawaran pinjaman khusus, hingga paket keanggotaan koperasi merdeka dengan bonus voucer belanja di toko koperasi. 

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam layanan Koperasi, menjadi modal kuat untuk memberikan kemudahan, kecepatan dan kenyamanan bagi anggotanya. Layanan simpan pinjam berbasis online, semakin bersabahat dengan anggota dalam melaksanakan transaksi simpan pinjam. Cukup dalam genggaman tangan dan senam jari, duduk manis sambil minum kopi, para anggota bisa mengajukan pinjaman dalam hitungan detik, dan menerima uang pinjaman cair seketika sebelum kopi di cangkir habis. Melalui satu aplikasi simpan pinjam semua layanan dapat berjalan dengan penuh senyuman. 

Unit usaha toko harus dapat menyediakan layanan belanja online dengan segala jenis kebutuhan anggota. “Pokoke apa saja yang anggota minta, toko online siap sedia”.  Tidak pake repot datang ke toko, tidak pake repot bawa dompet segala, semua bisa diorder dan soal bayar urusan kedua. Yang penting saldo gaji masih ada sisa, bisa transfer, atau bayar cash saat barang diterima. 

Usaha jasa lainnya, khususnya layanan penjualan tiket pesawat, paket meeting, jasa rental mobil, tiket kereta api juga dilakukan cukup melalui whatsupp (WA) yang buka layanan 24jam, dari pihak mitra kerja yang terpercaya. Pembayarannya pun bisa dilakukan kredit hingga 14 hari kerja. Penyediaan paket seminar kitt di masa pandemi turut meningkatkan omset khususnya berkat dukungan dari para pengelola keuangan satuan kerja yang ada di kementerian.
 
Komitmen dan dukungan Anggota 
Koperasi sebagai kekuatan usaha bersama “dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota”, kini mendapatkan ujian dan pembuktian apakah slogan itu benar adanya.   Dari kenyataan yang ada, ternyata memang perlu usaha dan kerja bersama untuk mewujudkannya. Belum semua anggota peduli dengan usaha koperasi yang sebenarnya adalah milik mereka sendiri. Prosentasi partisipasi aktif anggota memanfaatkan modal koperasi untuk mendukung usaha simpan pinjam masih di bawah 50%. Kecintaan belanja di toko koperasi masih rendah dibandingkan belanja di toko sebelah dengan dalih lebih murah dan dekat rumah.  Belum lagi bila ada tugas dinas luar masih sering menggunakan jasa mitra pribadi atau mitra para pengelolanya ketimbang mitra koperasi. Belum lagi isi pulsa yang rutin saat, masih sangat jarang yang memanfaatkannya walau koperasi siap setia mengisinya tanpa diminta. 
Kini saatnya Rapat Anggota Tahunan (RAT) tiba, semoga tidak hanya cermat dalam membaca dan menganalisa laporan kinerja pengurus semata, tidak hanya fokus pada souvenir serta doorprize RAT saja, namun tergerak hatinya untuk tekad bersama peduli dan memajukan usaha koperasi, guna mewujudkan cita-cita Bung Hatta, menjadikan ekonomi kerakyatan yang berazaskan kekeluargaan demi kesejahteraan anggotanya. (HM)